Kabupaten Bima, sekilasinfontb.com.- Petani desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, terpaksa harus rebutan pupuk di jalanan, Jumat, (7/1/2022) siang, pupuk bersubsidi yang diangkut tiga truk untuk dua pengecer di desa setempat habis dalam sekejap.
Memasuki musim tanam, petani harus ada persediaan pupuk untuk tanaman, namun apa yang mau disediakan, stok pupuk di pengecer tidak ada untuk petani.
“Kami rebutan pupuk karena stoknya habis di pengecer, tanaman padi sudah waktunya dipupuk agar tetap tumbuh,” ungkap petani usai merebut pupuk.
Memasuki musim tanam, ini pertama kali pupuk bersubsidi didistribusikan dari distributor untuk pengecer di desa Donggobolo.
“Setiap tahun selalu begitu, meski pengecer dan kelompok sudah mengatur pembagian, tapi petani tetap berebutan, karena ingin mendapat lebih banyak,” kata dia.
Aisyah salah satu pengecer di Donggobolo mengatakan, pihaknya bersama kelompok tani sudah mengatur pembagian, dengan cara kumpulkan foto kopi Kartu Keluarga.
“Sebagian sudah kumpulkan KK, sebagian petani justru rebutan kalau sudah datang pupuk, sehingga yang lain jadi rebutan, meski kami sudah mengatur tata cara pembagian,” kata dia.
Pantauan wartawan, tiga mobil pengangkut pupuk datang dari arah timur desa Donggobolo, sejumlah petani satu persatu tiba-tiba berlarian mengejar mobil dan menaiki, mereka membuka tarpal penutup bak truk tersebut.
Mereka berdesakan membongkar dan menurunkan pupuk bersubsidi di atas truk tersebut, bahkan belum sampai di gudang pengecer, pupuk langsung habis.
Aksi perani ini mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas, meski diturunkan diluar gudang pengecer, namun petani tidak memindahkan ke tempat lain.
Mereka membayar sebanyak Rp 120 ribu per sak pada pengecer dan kelompok tani yang melakukan pendataan di tempat pupuk berada. (red).