Kabupaten Bima, sekilasinfontb.com.- Perhatian Pemerintahan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE dan Wabup Bima H. Dahlan M. Noer, terhadap bencana cukup tanggap, terputusnya jembatan Tangga Baru minggu lalu, langsung direspon cepat oleh kepala daerah dengan penanganan yang sifatnya darurat melalui BTT.
Kalaksa BPBD Kabupaten Bima M. Chandra Kusuma, AP menjelaskan. Terputusnya jembatan Tangga Baru yang menghubungkan akses jalan Kecamatan Langgudu dan Monta bagian selatan minggu lalu, mengakibatkan lumpuhnya arus lalulintas dan terisolirnya ratusan KK.
“Alhamdulillah, mendapat respon cepat kepala daerah (Bupati Bima), penanganan sifatnya darurat melalui BTT,” terang mantan Kabag Humas Setda Bima di ruang kerjanya, Kamis, (14/1/2022).
Saat itu, BPBD menerima informasi awal dari BMKG Bima, terjadi potensi hujan lebat di wilayah selatan Bima Kecamatan Monta dan sekitarnya, sehingga terjadi Runoff yang sangat tinggi di sekitar desa Tangga Baru.
“Runoff yang tinggi itu mengakibatkan tergenangnya beberapa areal pertanian masyarakat, salah satu dampak yang paling besar itu, rusaknya jembatan tangga baru yang kelima di ruas SP3 Sondo-Pantai Rontu,” ujar dia.
Lanjut dia, kerusakan jembatan ini berada disisi selatan, mulai dari bangunan pelindung jembatan juga termasuk oprit, plat injaknya yang rusak mengakibatkan jatuhnya lantai jembatan
“Lantai jembatan itu jatuh akibat bangunan bawah jembatan yang rusak tergerus air, umur jembatan juga sudah mulai tua,” kata dia.
Sehari setelah itu, Tim BPBD dan Dinas PU Bina Marga melakukan peninjauang lapangan dan menginvestigasi kerusakan jembatan termasuk pola aliran yang mengakibatkan longsoran mengakibatkan kerusakan bangunan bawah sehingga mengakibatkan jatuhnya lantai jembatan.
“Dari hasil survei dan pengukuran itu, jembatan tangga baru ini memiliki bentangan 8 meter, lebar 4 meter dengan ketinggian diatas muka air normal 5 meter,” sebut dia.
Saat pengukuran itu, semua unsur lakukan rapat di lokasi setempat termasuk anggota DPR Kabulaten Bima, selain membicarakan penyebab, saat itu juga dilakukan pembahasan pola penanganan darusat secara langsung di lapangan.
“Kami memanggil pemilik lahan yang ada disekitar jembatan, saat penanganan darurat pasti areal pertanian akan terkena dampak. Alhamdulillah disepakati bersama dan disetujui oleh pemilik lahan,” kata dia.
Apabila dilakukan penanganan secara mantap, dibangun kembali jembatan yang roboh itu, membutuhkan dana sebesar 1 M lebih, karena kemampuan daerah belum mampu melakukan hal itu.
“Pada masa tanggap darurat ini, dilakukan penanganan secara darurat dengan nilai sekitar Rp 80 an juta. Penanganan ini sifatnya darurat, direncanakan melalui BTT,” kata dia.
Jadi BTT itu untuk membiayai pembongkaran, mobilisasi dan pemasangan serta normalisasi pembentukan badan jalan akses jembatan darurat serta pemasangan bronjong lantai jembatan.
“Anggaran BTT dari kas Daerah itu untuk membiayai pelaksanaan yang dilakukan oleh Dinas teknis, BPBD disini sebagai Dinas tehnis yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang sifatnya non tehnis kebencanaan,” ujar dia.
“Administrasi kebencanaan yang kami sediakan, pelaksanaan oleh Dinas tehnis masing-masing,” kata dia. (Red).