>head>

Acara Puncak Festival Tambora 2022 di Doro Ncanga Tinggalkan Kesan Buruk

Dompu, sekilasinfontb.com.- Acara puncak Festival Tambora berlokasi di Doro Ncanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, berlangsung dua hari terhitung mulai tanggal 4 hingga 5 Mei 2022, kegiatan untuk memperingati 207 tahun meletusnya Gunung Tambora tersebut, tinggalkan kesan buruk bagi sebagain tamu.

Kegiatan bertajuk “Dunia Menyapa Tambora” tersebut, digelar Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan Pemda Dompu dan BTNGT, dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Pusat, Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Daerah (Pemda) Dompu, masyarakat dan pihak lainnya ini.

Ungkapan keluhan serta kekecewaan pengunjung terhadap kegiatan berskala nasional tersebut diunggah di beberapa akun media sosial Facebook, berkaitan dengan minimnya ketersediaan air bersih, sulitnya jaringan internet dan banyaknya sampah yang berserakan.

Salah satu pengunjung Festival Tambora, mengaku kecewa dengan pelaksanaan acara tersebut. Padahal, kegiatan itu berskala Nasional.

“Kegiatan Festival Tambora tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak kendala yang dirasakan terutama dialami para pengunjung,” ungkap Aris Munandar, warga Kabupaten Dompu, Minggu (5/6/2022) lalu.

Dia menyebut, selain acaranya berlangsung biasa saja (tidak semeriah acara yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya), juga di lokasi acara minim air bersih, fasilitas Toilet, kesulitan mendapatkan jaringan internet dan banyaknya sampah berserakan. “Itulah fakta yang terjadi pada acara Festival Tambora,” bebernya.

Menurut dia, kalau dibandingkan dengan kegiatan Festival Tambora tahun-tahum sebelumnya, justru mundur jauh kebelakang.

“Tahun lalu, acaranya sukses. Bahkan, semua fasilitas tersedia (MCK, Air Bersih, Jaringan Internet,red). Itu berkat persiapan panitia pelaksana kegiatan yang luar biasa dalam menyiapkan berbagai kebutuhan di lokasi acara,” katanya.

Menurut dia, kegiatan tahun ini juga minimnya sarana dan fasilitas membuat para pengunjung kebingungan. Apalagi, jarak yang ditempuh dari lokasi TNGT menuju jalan besar di Doro Ncanga, sangat jauh.

“Sejumlah pengunjung tidak mungkin mampu menahan BAB. Jadi pak wartawan tentunya tahu seperti yang harus dilakukan oleh mereka,” katanya lagi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si, mengatakan keluhan yang diungkap para pengunjung itu hal yang lumrah saat pelaksanaan kegiatan.

“Kegiatan tahun-tahun sebelumnya banyak juga menuai keluhan dari masyarakat,” ungkapnya, Senin (6/6/2022).

Dia menjelaskan, perlu diketahui pelaksanaan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Provinsi NTB termasuk pihak TNGT, Geopark Tambora dan Pemda Dompu. Artinya, Pemda Dompu merasa terbantu dengan adanya keterlibatan para pihak.

Lanjut dia, mengenai air bersih, kemarin para panitia sudah maksimal dalam memberikan pelayanan. Bahkan, beberapa unit mobil tangki penampung air bersih, baik itu milik pemerintah, kepolisian, PT SMS dan lainnya dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan air khususnya bagi para pengunjung.

“Begitu juga dengan fasilitas MCK, itu sudah dibangun beberapa unit. Bahkan, ada juga mobi MCK yang beroperasi secara mobile,” jelasnya.

Disinggung mengenai ketersediaan fasilitas penunjang jaringan internet di lokasi acara?

Kata Dia, itu memang menjadi kendala. Sebulan sebelum pelaksanaan kegiatan, pihaknya sudah bersurat secara resmi kepada Telkom untuk membantu menyediakan fasilitas pendukung jaringan internet di lokasi acara. Namun, itu tidak bisa mereka penuhi karena terkendala fasilitas yang sedang tidak berada di wilayah Kabupaten Dompu.

“Tapi kami sebelumnya sudah berusaha, tapi mau gimana kalau fasilitas itu tidak ada,” terangnya.

Bagaimana dengan banyaknya sampah berserakan di lokasi acara?

Lanjut Abdul Muis, sejak awal panitia, khususnya pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah melakukan berbagai langkah, termasuk menyediakan dan membagikan karung serta plastik di lokasi acara, khususnya kepada para pengunjung untuk menampung sampah sisa aktivitas para pengunjung.

Tapi sayangnya, hal itu tidak dimanfaatkan oleh para pengunjung dengan baik, sehingga sampah dibuang begitu saja dan berserakan.

“Mestinya harus ada kesadaran diri para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

Bagaimana sikap pemerintah merespon banyak keluhan pengujung di lokasi acara?

Ia menegaskan, perlu diketahui berdasarkan laporan dari pihak keamanan, jumlah pengunjung yang hadir di lokasi kegiatan, itu sebanyak 5000 orang. Maka, tidak mungkin panitia bisa mampu memberikan kepuasan dalam hal pelayanan kepada pengunjung.

“Masa iya, pemerintah harus menghabiskan anggaran yang sangat besar untuk membangun berbagai fasilitas, sementara kegiatan hanya berlangsung 2 hari saja,” tuturnya.

Menurut Abdul Muis, mestinya kesadaran terhadap banyaknya kekurangan di lokasi acara bisa menjadi tolak ukur para pengunjung. Namanya, juga orang Camping tentu menikmati keindahan alam dengan penuh keterbatasan.

“Para pengunjung harus sadar dan tau apa yang harus dilakukan ketika melakukan camping. Ya, termasuk menyediakan sendiri apa yang dibutuhkan,” katanya lagi.

Meski demikian tambah Abdul Muis, apapun keluhan yang disampaikan para pengunjung tetap diakomodir dan akan dijadikan landasan agar pelaksanaan kegiatan tahun depan bisa dilaksanakan dengan baik lagi. “Ini yang tentunya akan dilakukan,” tandasnya. (SI-06).

>head>
5 1 vote
Beri Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
.