Wisatawan Asing mandi di Mata Air Tampuro
Bima, Sekilasinfontb.com.- Letusan Gunung Tambora yang melegenda di dunia, menyisakan banyak surga wisata di Kabupaten Bima.
Tidak hanya di gunung Tambora, tapi di kaki-kaki gunung dengan ketinggian 2.851 MDPL ini memiliki banyak tempat menarik dan mistis.
Satu di antaranya, Mata Air Tampuro yang terletak di Dusun Tampuro, Desa Piong, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima
Mata Air Tampuro ini, merupakan mata air yang keluar dari celah-celah bebatuan sisa letusan gunung Tambora pada tahun 1815.
Dari riwayat warga setempat, mata air tersebut merupakan tempat mandi raja-raja sebelum melakukan aktivitas berburu rusa pada jaman dulu.
Selain tempat mandi para raja, dulu mata air itu digunakan untuk mandi orang-orang yang sakit lumpuh dan jenis penyakit lain yang sulit disembuhkan.
Secara turun temurun, warga mempercayai setelah mandi di Mata Air Tampuro maka penyakitnya sembuh.
Tidak hanya itu, bahkan Mata Air Tampuro dipercaya memiliki khasiat awet muda bagi mereka yang rutin mandi di tempat tersebut.
Meski letak mata air ini sangat dekat dengan laut, tapi rasanya sama sekali tidak asin.
Tawar, jernih dan menyegarkan itulah yang akan dirasakan ketika meminum air dari Mata Air Tampuro ini.
Ada kolam batu alami yang menampung mata air ini, biasa digunakan warga untuk mandi dan berendam.
Hanya 100 meter di depan mata air ini, terdapat hamparan mangrove yang tumbuh subur.
Meski musim kemarau, mata air ini tidak pernah kering. Bahkan debitnya tidak pernah berkurang, bukti keberkahan gunung Tambora yang melegenda.
Kini, penampilan Mata Air Tampuro sudah dipermak sedemikian rupa oleh Pokdarwis Tampuro Jaya. Kesan angker dan mistis dulu, kini terlihat segar, apik dan tertata dengan baik.
Sekretaris Pokdarwis Tampuro Jaya, Agus kepada TribunLombok.com mengaku, penataan Mata Air Tampuro baru dilakukan tahun ini.
“Ini berangkat dari keresahan pemuda di sini. Kami memiliki tempat wisata yang bagus dan bersejarah, tapi tidak tertata,” ungkapnya.
Akhirnya dengan bantuan berbagai pihak, ia dan pemuda lain mulai menata dan membuat beberapa spot tambahan yang menarik bagi pengunjung.
Agus mengatakan, penataan hanya dilakukan di sekeliling Mata Air Tampuro.
Sedangkan pada mata air itu sendiri, pihaknya membiarkan alami sehingga kesan sejarah masa lampau tetap terlihat hingga masa depan.
Tingkat kunjungan ke Mata Air Tampuro pun, semakin hari semakin bertambah.
Terakhir, ada 3 wisatawan asing yang khusus mendatangi Mata Air Tampuro untuk mandi dan berendam.
“Mereka memuji mata air Tampuro. Mereka mengatakan, mata air ini menakjubkan,” ungkap Agus dengan bangga.
Pokdarwis Tampuro Jaya berharap, ke depan perhatian lebih bisa dicurahkan pemerintah untuk tempat wisata seperti Mata Air Tampuro.
Terutama akses jalan, fasilitas pendukung lain seperti toilet umum dan tempat ganti pakaian bagi pengunjung yang saat ini belum ada.
“Bila perlu, ada event khusus dan rutin yang digelar pemerintah di mata air ini, agar dikenal lebih luas dan wisata kita banyak dikunjungi lagi,” harapnya.
Letaknya yang ada di perbatasan Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora, membuatnya menjadi tempat peristirahatan para pejalan dari dan menuju Tambora.
Masih banyak fasilitas yang harus dibangun, untuk bisa menampilkan mata air ini menjadi tempat wisata terbaik dan menjadi referensi utama bagi wisatawan yang akan ke Bima. (Herman).