Bima, sekilasinfontb.com.- Awal musim kemarau tahun 2023 di sebagian wilayah Bima dan Dompu dimulai pada Maret Dasarian II dengan puncak musim kemarau bulan Agustus tahun 2023. Berdasarkan hasil monitoring kondisi dinamika atmosfer, wilayah Bima dan Dompu masih mengalami musim kemarau hingga bulan Oktober awal.
Forecaster on duty BMKG Bima Jenitha Asdia Putri, menyampaikan, Pada dasarian II September lalu, aktifitas MJO terpantau aktif di wilayah NTB yang meyebabkan adanya potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Dompu. Akan tetapi, saat ini MJO terpantau tidak aktif dan diperkirakan akan tetap tidak aktif setidaknya hingga awal Oktober 2023.
“Berdasarkan data pengamatan Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin – Bima, pada bulan September memiliki suhu maksimum yang lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya,” kata dia.
Data pengamatan suhu permukaan bulan Agustus berkisar 22 °C – 33°C dengan kelembaban berkisar 55-92 persen, sedangkan suhu permukaan bulan September berkisar 20°C – 36°C dengan kelembaban berkisar 45-90 persen.
“Faktor yang menyebabkan tercatatnya suhu yang lebih tinggi pada bulan September antara lain bahwa wilayah NTB masih dalam kondisi musim kemarau ditambah lagi dengan tidak adanya tutupan awan (clear sky) dan faktor lain seperti topografi,” ujar dia.
Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) terpanjang tercatat di pos hujan Asakota Kolo, Kota Bima selama 144 hari tanpa hujan.
Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi El Nino Moderat (indeks ENSO: +1.622) yang diprakirakan akan berlangsung setidaknya hingga awal tahun 2024.
Sementara indeks IOD pada awal September 2023 menunjukkan kondisi IOD Positif (+1.190) diprakirakan kondisi IOD Positif akan bertahan hingga akhir tahun 2023. Aliran massa udara umumnya masih didominasi angin timuran dengan suhu muka laut di wilayah Indonesia kondisi normal hingga dingin.
Anomali SST Perairan Indonesia secara umum diprediksi akan didominasi oleh kondisi dingin di bagian barat Indonesia dan hangat khususnya di wilayah tengah hingga timur, dengan kisaran nilai –1.0 hingga +1.0 °C kemudian kondisi hangat tersebut tetap bertahan dan meluas ke seluruh wilayah Indonesia pada Bulan Desember hingga Februari 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada bulan November 2023. Namun, akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah.
Sementara periode puncak musim hujan sendiri diprediksi umumnya terjadi di Januari dan Februari 2024. Angin Timuran diprediksi masih tetap aktif hingga November 2023, utamanya di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Baratan diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.
Beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.
Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan lalu secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, kemudian secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024. Awal musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan November 2023 dan Desember 2023 untuk wilayah NTB. (red).