Bima, Sekilasinfontb.- Tim B Ekspedisi Patriot IPB University memulai rangkaian kegiatan Ekspedisi Patriot yang di ketua oleh Muh Faturokhman, S.Pt, M.Si dengan anggota tim terdiri dari 1 alumni dan 3 Mahasiswa program studi Manajemen Agribisnis mendengarkan langsung aspirasi dan keluhan masyarakat di Kawasan Transmigrasi Tambora.
Kehadiran tim ini merupakan bagian dari penugasan nasional untuk menyusun desain komoditas unggulan di kawasan transmigrasi.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Desa Kawinda To’i, Kecamatan Tambora, diawali dengan sambutan dari perwakilan Pemerintah Kecamatan Tambora. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi perkenalan tim, termasuk Tim IPB University yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Anisa Fitri, S. Tr. Bns.
Dalam forum tersebut, masyarakat menyampaikan berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi. Sekretaris Desa Kawinda To’i, Adi Armansyah, menegaskan bahwa masih ada persoalan mendasar yang perlu segera diatasi.
“Kami masih terkendala akses internet, sehingga komunikasi warga dengan dunia luar sangat terbatas. Selain itu, akses jalan yang masih memprihatinkan, terdapat empat titik jembatan di kawasan SP 5 yang mengalami kerusakan berat. Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu, baik untuk mengangkut hasil pertanian maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari. ” ujarnya.
Adi juga menambahkan bahwa keterbatasan infrastruktur irigasi membuat persediaan air pertanian tidak terkelola dengan baik.
“Sumber air di wilayah kami sebenarnya melimpah, tetapi tanpa sistem irigasi, lahan sawah dan perkebunan sulit berkembang,” jelasnya.
Tim Ekspedisi Patriot IPB University bersama masyarakat Dusun Danakala Satuan Pemukiman 4 dalam forum aspirasi di Bale Warga, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima (1/9/2025).
Sementara itu, perwakilan masyarakat dari SP 4 Dusun Danakala menyampaikan hal serupa. warga juga mengeluhkan infrastruktur yang masih jauh dari memadai. Lebih dari 130 rumah dinilai tidak layak huni, akses jalan masih terbatas, sarana pendidikan dan kesehatan yang perlu ditingkatkan serta ketiadaan saluran irigasi yang membuat pertanian sulit berkembang.
Selain itu, di sektor ekonomi salah satu komoditas unggulan berupa jambu mete belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena kurangnya dukungan pemerintah dalam hal pembinaan dan pemasaran hasil pertanian.
Permasalahan ini dinilai menghambat kualitas hidup masyarakat di kawasan transmigrasi.
Masyarakat berharap agar Tim Ekspedisi Patriot IPB University dapat merumuskan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran dan menyampaikannya kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Transmigrasi.
Melalui kerja sama ini, diharapkan solusi nyata dapat dihadirkan bagi warga sekaligus membuka peluang pengembangan komoditas unggulan seperti kopi Tambora, yang telah lama dikenal memiliki potensi ekonomi tinggi. (red).