>head>

Letusan Gunung Tambora Tercatat dalam Sejarah Dunia

Kabupaten Bima, Sekilasinfontb.com.- DORO TAMBORA (Gunung Tambora) memiliki panorama alam yang sangat indah. Tambora cocok sebagai wisata alam dan obyek wisata minat khusus, menjadi pusat penelitian ilmiah, seperti penelitian arkeologi, ekologi, geologi, maupun sosial budaya masyarakat sekitar.

Tambora menyimpan pesona yang luar biasa dengan berbagai kekayaan dan kekhasan yang tidak ditemukan di tempat lain. Bagi Anda yang memiliki hobi tracking, mendaki Gunung Tambora bukan sekedar perjalanan pendakian biasa.

Tetapi perjalanan menelusuri titian sejarah, lokasi letusan maha dahsyat pernah terjadi tahun 1815. Anda juga akan menapaki sejarah tiga kerajaan yang luluh lantak akibat letusan tersebut, yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat, dan Kerajaan Sanggar.

Letusan Tambora tercatat dalam sejarah dunia. Kehebatan letusannya menembus batas akal pikiran manusia, tercatat sekitar enam juta kali kekuatan bom atom, dengan menewaskan 92 ribu jiwa. Letusan mahadahsyat itu akhirnya membentuk kawah dengan lebar 9 kilometer, dan kedalaman 1.110 meter. Menyebarkan sekitar 50 km2 debu, hingga mencapai kejauhan 1.300 km. Akibat letusan tersebut, Jawa Tengah dan Kalimantan terselimuti debu hitam, meski dalam jarak 900 km dari tempat letusan, berjatuhan debu setebal 1 cm. Bongkahan letusan melayang hingga mencapai ketinggian 44 km.

Iklim dunia saat itu berubah drastis. Terjadi “year without a summer” (tahun tanpa musim panas), suhu minimum setiap hari secara tidak wajar menjadi rendah di belahan bumi sebelah utara dari akhir musim semi hingga musim gugur. Kelaparan meluas karena kegagalan panen. Itulah sekelumit cerita dahsyatnya letusan Gunung Tambora yang melegenda.

Kawasan situs tambora yang terdapat di Dusun Tambora, Desa Oi Bura, terdiri dari bangunan kuno (peninggalan swedia; bangunan kantor, pabrik kopi, gedung bola, dan perumahan) dan situs arkeologi. Bangunan kolonial dibangun tahun 1930 oleh pengelola kopi berkebangsaan Swedia bernama Swede G. Bjorklund. Menurut catatan Zolinger, Tambora tahun 1897 sudah ditanami kopi. Pada 1902, pemerintahan kolonial Belanda mengelola perkebunan kopi tersebut.

Kedahsyatan dan keunikan Gunung Tambora menjadi lebih fenomenal ketika tahun 2015, Presiden Joko Widodo menetapkan Gunung Tambora menjadi Taman Nasional Gunung, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor SK.111/MenLHK-II/2015. Dalam penetapan tersebut, luas Taman Nasional Gunung adalah 71.646,74 hektare. Hal tersebut merupakan capaian bersejarah bagi Tambora, Kabupaten Bima, (Red).

>head>
0 0 votes
Beri Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
.